Minggu, 18 Oktober 2009

"Terbaring Lelah"

Bergurat retak palung malam dalam waktu ini..
terpaut rintik gemintang gerakkan angin rindang,
sejurat rajut temaram terkira seringai ilalang padang rembulan..
ku terteduh, patuh.
berjuta lelah berganti luluh lepas tubuh,
kemudiku mulai gelisah,
tiriskan letih yang merintih getir..
pedang-pedang gemintang terlihat jua jatuh bergugur padu hujami senyum lelah terpancar dalam ruas bibir mengikir kerut pikir..
huuFf ingin ku nikmati waktu terjaga ini

kini binatang terkurung dalam diriku,
terbekam, tak segan.
jelaga raga meringkasku dalam senandung peluh merantai urat,
tak penat...
ulang dan ulang,
sejuk sering jua merasuk,
lepaskan pikiran busuk.
lagu-lagu gemawan rasa jingga hiasi pandanganku,
lepas jauh kecuali rautnya..muncul
meremas lagi memeras hati,
tak hati-hati.
halilintar jua mengantarku akan kubur,
tak jauh dari roda yg sering kubawa
melaju dan laju
kalahkan angin bernyala api

hua-hua-hua
penghujung malam mulai munculkan bola mata burung hantu..
arak rajawalipun merapat langit,
pertanda menandai bulan yang kan jatuh malam ini..
hua-hua-hua
terlihat juga gemintang berserakan di langit,
bekas malaikat porak-porandakan perhitungannya..
dan demi maha warna dan cahaya..
hela nafas berhembus lekas,
tak putus
tautkan beribu sajak syair yang terbang melayang dari angan sebagai pemanasan untuk rangkaikan ini..

teruntuk untuk tivi yang sedang ku simak,
curhatku menyatu warnamu..
teruslah mengoceh,
acuhkan segala toreh..
pecahkan ramai dengan gerakmu,
sampailah kau tak juga lelah..
menyedot listrik rumahku.
udara ini dengan rasanya,
ku rasa dengan menterjemahkan kesan yang ku terima,
dan kan terus ku baca,
karna waktu juga tak mau kalah..
ingin ku ledakkan laju waktu dengan lirikan sinisku,
tapi tak sanggup;
waktu semakin meninggalkan jejaknya..

dan dunia terasa dalam genggaman,
saat urat menyampaikan sinyal panca indra ke otak.
ku rasa ku sedang menonton tivi di otakku..
semua yang ku sentuh terurai menjadi listrik,
tak ada yang nyata di sini,
semua terlihat semu
saat terpikir otakku tentang siapa penggerak semua ini,
kucoba bayang melihat di dalam tubuh,
tetapi hanya ada daging dan darah yang selalu terus berada penuh..
tiada apapun,
kecuali roh.
tapi dimana rohku,
kurasa harus kupanggil;
"Hei rohku, sedang apa kau di dalam..
cobalah keluar, ku ingin berhadapan denganmu.."

roh :"maaf kawan,
tapi beginilah nasibku, hanya terkurung di dalam tubuhmu..
jikalau aku keluar, maka kau seperti boneka kawan,
hanya diam lalu musnah terurai.."

"oh..yaudah rohku,
diamlah di dalamku,
jagalah diriku dari segala bahaya dari luar,
kendalikanlah q dengan pantas..
jangan kau tinggalkan aku,
kecuali malaikat akan menjemputmu pulang untuk kembali.."

Sudah saatnya ku bentuk ilmu dalam semesta,
tak beda, bukan apa-apa kecuali sajak yang kubungkus dengan cahaya..
bukan apa-apa hanya sederet kata yang mungkin dapat di ambil ilmu dan pelajaran dari dalamnya..
dengan hati,
demi udara
demi warna
demi cahaya
demi para malaikat,
demi para yang suci,
demi makhluk yang tak hidup tapi menyala terang,
dan janganlah tercabut cahaya dalam mata..
ini semua hanya penyembuh hati dan peneduh jiwa..

Tidak ada komentar: