hari menjera dera,
melintang sipit bulan menyabit.
rudung mega memendung,
merelung jiwa berkabung..
jera cinta mendera,
fana tabukan rasa
mulailah gong hati menggaung,
menggema ranah nebula
geram emosi menggerimis,
selayu daun-daun rindu
menyerulah sabda hati pada kepala,
setara syair dari dalamnya..
sebentar saja kubaca,
putik rembulan semikan maya
sepadu cahaya,
bercumbu cerita.
padamu wahai maha jelita,
yang wajahnya serupa rembulan purnama..
tidakkah kau baca itu,
tentang syair demi parasmu
tapi hatimu buta,
tak mau terima indahnya rima;
kau muntahkan semua!
siasat sial simalakama,
tak seindah indahmu,
tak serupa hatimu..
ratu nyata !
sembilan purnama,
tahun pertama
tiriskan senja segapai gemintang..
jauh terangkai,
tiada terbuai..
cawan semu seisi madu,
biar seruput berbuah rindu
remah-remah cerai tersatu..
padu.
siratkan cerita baru,
tentang cinta padamu.
biar kupilih diantara gemintang yang berserakan di langit,
semua sinar menuju pada hatiku yang sempit..
ku tak pilih sayang,
biar semua terpijar
turutku seriling swara bumi,
kaitkan sabdanya pada hati
tiba-tiba membuyarr,
gemuruh menggelegar,
serupa sambar halilintar!
jiwaku terkapar;
mati suri lalu bangkit kembali
sujudku pada Tuhan,
inginkan sebuah jawaban
dari langkah yang buntu,
jatuhlah peraduan baru..
.berevolusi
.bertransformasi
hati ini semerbak energi,
serasa seluruh kuncup memekar semi
seketika hati menyala,
pautkan cahaya peri-dewa
sumringah..
penuh gairah..
membelahlah cahaya dari kedua mata,
berfusi.. ana'kan permata
wahai langit dan bumi,
wahai batu dan api,
wahai angin dan sepi,
wahai hidup dan mati,
belahlah dadaku,
pijarkah hatiku??
ah.. biar ku lucut,
tak usah lagi itu terpaut.
semendung hati merindu,
jual tangis sepadan sendu
inilah sajak airmata mega,
yang gerimis mengucur dari dalamnya..
indah bukan?
rasakanlah dengan hati
Salam Cahaya Hati;
Manusia Hati
Minggu, 06 Desember 2009
"Senandung Sabda Hati"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar