Jumat, 13 November 2009

"air mata langit"

ku meraba rasa,
merinding kuduk mendera

harap santun pegat nista,
rusuh menggemuruh ria

huru gebu hati menggeba,
tiarap rasa pada kelabu asa

hujan melaksa sudra,
dari sujud hingga jungkat sutra

gerimis berjatuh,
melupuk bak peluh
mengkeruh

hunus bulan pada hati matahari,
matikan pijar awan sang mentari

luruh,
menerus runtuh
gelinjang ruh,
ikat gerak waktu seluruh

dingin jelma salju,
bekukan hati merindu

angin menggiling lebat,
malaikatpun hormat,
sampai berhati lumat.

kulekat kelu mengerat,
sendu padu seucap karat

meluruh gemulai rintik,
menggaluh tirai bertitik-titik

tulis sabda tangis langit,
merakit lagi menjerit

halus angin mengelus,
pemeluh gundah sehalus

bumi getar menggemuruh,
lucutkan tunas sembari rapuh

tanya kuncup berbunga-bunga,
mengatup pilu melari maya

gugur-gugur,
langit meliur-liur

awan deraikan kaca,
selunak rajam cerca

duh air mata langit,
seduhmu menggelisah sengit,
luapkan emosi pahit


tik-tik-tik
bunyi sampai dalam hati,
tiada henti

1 komentar:

Bunga Cantik II mengatakan...

Syairnya bagus,
jika ini di ikut sertakan dalam lomba di tingkat nasional, sy yakin akan jadi karya yg di minati banyak orang,,,
coba ikut kegiatannya,,
buka di : http://www.aja-visioninternational.com
pemilihan Duta Budaya Indonesia.
Lomba penulisan puisi dan cerpen,,dll