Rabu, 09 September 2009

"Sajak untuk Siang"

Sesimpel katapun kugoreskan demi panas yang melingkupi udara,
siang menganga rekah terkelupas lidah api laksana dari neraka termuncul dari dinding awan,
remasnya sampai ke ubun-ubun..
merenggut dan menggosongkan kepala batu terselubung rambut-rambut hitam..
Siang rekah menerjang terjang dengan angin berapi yang membelalak pijar terbang melayang menghanguskan daun-daun hijau..

HuuFfh..
ingin kuberlari dari waktu siang,
ingin ku mengumpat ke dunia malam selamanya..
tapi tak mungkin bisa.

Panas siang hampir mencapai maximum,
terlukis lidah api neraka mulai muncul menjilat-jilat muka bumi yang nampak tak rapi lagi,
terkoyak hawa aneh yang kian mengantar mati..

Sekelebat sayap mulai berjatuhan,
tak lagi burung ingin terbang di siang hari,
karena itulah jembatan menuju ruang kematian..

"Ampuni kami Matahari !!"

Tidak ada komentar: